Essay OBESITAS


OBESITAS 
Oleh Razana Hijani 

Setelah dianggap sebagai masalah negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas kini meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya di daerah perkotaan. Nyatanya, sudah lebih 40 juta orang dewasa di Indonesia yang obesitas atau kegemukan. Seiring meningkatnya kesejahteraan rakyat dan bertambahnya jumlah penduduk usia produktif sebagai buah dari bonus demografi, jumlah orang dewasa yang obesitas dipastikan terus meningkat karena gaya hidup yang membuat pola makan yang salah dan aktivitas fisik yang kurang. Kebiasaan hidup tidak sehat pada orang tua berpotensi menurun kepada anak karena anak cenderung meniru segala hal yang dilakukan oleh orang tuanya. 

Setiap tahun , angka penderita obesitas di Indonesia selalu meningkat. Ironisnya, kalangan wanita merupakan yang paling tinggi kenaikan angka penderitanya. Kasus obesitas tahun 2013 di Indonesia mencapai 17,7% atau naik dari 13,9% di tahun 2007. Pada perempuan, kasus obesitas di tahun 2007 baru 14% namun di tahun 2016 mencapai 35%. Sementara itu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 ,menunjukkan, ada sebanyak 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan, dan 10,8% menderita obesitas. Riskesdas 2013 juga menyatakan prevalensi obesitas pada anak yang disertai dengan komordibitas erat kaitannya dengan kejadian obesitas pada orang tua. 

Penyebab kelebihan berat badan dan kekurangan gizi saling terkait, anak yang mengalami hambatan pertumbuhan pada usia dini berisiko lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan dikemudian hari. Risiko kelebihan berat badan juga dipicu banyaknya anak mengkonsumsi makanan tak bergizi atau ‘junk food’ dan minuman cepat saji. Aktivitas fisik dan gaya hidup tidak aktif atau kurang bergerak, memberi kontribusi signifikan terhadap meningkatnya prevalensi penyakit kronis seperti diabetes dan kondisi jantung. 

Pola asuh anak menjadi faktor penting lainnya yang membuat seorang anak mengalami obesitas. Banyak anak yang diasuh oleh nenek atau kakeknya, karena kedua orang tuanya bekerja. Tapi banyak diantara mereka (kakek-nenek), yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang asupan gizi yang seimbang. Mereka juga terpengaruh oleh iklan-iklan makanan instan, yang seolah menunjukkan itu adalah makanan yang tepat dikonsumsi. 

Masalah gizi memiliki dampak yang luas, tidak saja terhadap kesakitan, kecacatan, dan kematian, tetapi juga terhadap pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dengan produktivitas optimal. Kualitas anak ditentukan sejak terjadinya konsepsi hinga masa balita. Kecukupan gizi ibu selama hamil hingga anak berusia di bawah 5 tahun serta pola pengasuhan yang tepat akan memberikan kontribusi nyata dalam mencetak generasi unggul. 
Guna menanggulangi permasalahan gizi di Indonesia, diperlukan dukungan seluruh lapisan masyarakat dan lintas sektor. Hal ini dilatarbelakangi bahwa permasalahan gizi tidak hanya berhubungan dengan kesehatan saja. Namun, lebih luas daripada itu, masalah gizi dipengaruhi 
oleh berbagai hal, seperti ekonomi, sosial, budaya, pola pengasuhan, pendidikan juga lingkungan. 

Kementerian Kesehatan RI mengadakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Obesitas Sedunia 11 Oktober 2016 lalu. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) melaksanakan sosialisasi dan diseminasi informasi tentang kelebihan berat badan dan obesitas melalui berbagai media cetak, elektronik dan media lainnya serta pemasangan spanduk, umbulumbul berisi pesan tentang obesitas, 2) Membuat Surat Edaran keada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi di Indonesia terkait Hari Obesitas Sedunia untuk melakukan promosi kesehatan, deteksi dini, dan kerjasama LSM untuk melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat. 

Kementerian Kesehatan juga memberikan himbauan kepada pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian obesitas pada anak. Mendorong kementerian dan lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan. 

Bahan Bacaan 
1. http://www.depkes.go.id/article/view/15012300021/25-januari-hari-gizi-nasional.html 
2. http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160219162652-255-112128/kasus-obesitasterjadi-di-16-wilayah-indonesia/ 
3. http://www.mediaindonesia.com/index.php/news/read/49512/penderita-obesitas-diindonesia-meningkat/2016-06-08 
4. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160331_indonesia_unicef_gizi 
5. https://hellosehat.com/fakta-seputar-obesitas-di-indonesia/ 
6. http://www.beritasatu.com/kesehatan/399571-kasus-obesitas-di-indonesia-terusmeningkat.html 
7. http://majalahkartini.co.id/keluarga-karier/kesehatan/hari-obesitas-sedunia-2016-hentikankenaikan-prevalensi-obesitas/ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ESSAY SIKAP BELA NEGARA PADA GENERASI MUDA

Essay Kebutuhan Air

Essay Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia di Kalangan Pemuda Indonesia