Selamat tinggal itu MENYEDIHKAN

Jambi, 7 Oktober 2017
Assalamualaikum

Kali ini aku mau berbagi cerita tentang hari dimana aku harus mengatakan selamat tinggal untuk anak-anakku. Jujur, aku sedih banget buat ngungkapinnya karena aku udah terlanjur sayang dengan mereka, aku juga ada banyak harapan dan target buat mereka. ada rasa gejolak yang gak bisa aku ungkapin saking besarnya buat ngungkapin itu.
Ini kronologinya

Rabu sore aku dapat pengumuman tentang program profesi guru. Program ini sebenarnya udah aku ikuti ujiannya sejak juli 2017 namun, setelah menunggu 1 bulan belum ada pengumuman, aku ngerasa pemerintah kurang niat buat ngelaksanain program ini. Hingga akhirnya aku bener-bener lupa tentang PPG dan aku terus melanjutkan kegiatan mengajar aku di SD yang semester ini aku dapat amanah mengajar di kelas 5, melanjutkan bisnis mahar, dan mengajar privat. Namun, sejak sore itu semua berubah, aku kacau, bingung harus ngapain. Mau berhenti gimana, soalnya udah berjalan setengah semester, mahar aku juga yang lumayan peminatnya, dan anak privat-privatku yang bakal nyariin. Setelah curhat dengan ibu, oom, tante, guru SD. Akhirnya keputusan buat ngambil PPG dibulatkan

Kamis
Aku masih ngajar hari ini, sepulangnya aku mulai kepikiran dengan berkas-berkas untuk kelengkapan PPG sehingga berencana buat ngemasin lagi. malamnya, aku bingung lagi, berkas-berkas aku hilang, semua dokumen dari surat jasmani, surat rohani, surat narkoba, keterangan belum menikah, SKCK hilang. Aku muter-muter nyari 3 jam. Dan akhirnya gak ketemu, untungnya aku masih punya scan dokumen sebelumnya, aku harap ini bisa jadi pengganti dokumen yang hilang. Kalau harus tes lagi, aku gak sanggup karena modal untuk tes hampir 500.000 dan waktu keluar hasil tesnya juga harus menunggu lama

Jumat
Hari ini aku tetap masuk sekolah, biasanya tiap pagi jumat ada kegiatan yasinan bersama, tapi untuk hari ini yasinan ditiadakan, diganti dengan yasinan dikelas masing-masing. Aku ngaji di ruang perpusatakaan yang bersebelahan dengan ruang kepala sekolah. Dan saat itu, aku juga sudah punya rencana buat ngomong dengan ibu kepsek.  Ada rada dag dig dug nunggu kedatangan ibu kepsek, biasanya beliau ada rapat tiap hari jumat. Aku Cuma berdoa, jika memang ini baik, lancarkan lah jalan bu kepsek ke sekolah, tapi jika tidak aku akan membicarakannya dirumahnya. Dan akhirnya, bu kepsek datang, daaan aku mulai meminta izin untuk berbicara, setelah menceritakan semuanya ibu kepsek juga mendukung untuk program ini  karena kedepannya semua pekerjaan butuh yang professional dan professional guru hanya didapat dari program PPG. Kelar

Sabtu
Hari ini aku ngajar seperti biasa, pada jam terakhir aku sempatkan untuk berfoto dengan anak-anak tanpa mencurigakan mereka sedikitpun. Kemudian aku mulai memberikan infomasi. Yang pertama, hari senin akan diadakan kelas inspirasi dimana sekolah kami akan kedatangan orang-orang hebat yang akan memberikan motivasi untuk anak-anak kedepannya, tentang pentingnya cita-cita, perlunya perjuangan untuk mendapatkan impian. Kedua, hhhmmmm aku mulai duduk karena informasi pertama aku sampaikan dengan berdiri namun, karena aku gak kuat buat menyatakan perpisahan, aku mulai terdiam, dan air mataku tanpa sadar ngalir duluan ketimbang kata-kataku.
Disusul oleh Yogi yang tiba-tiba nangis sebelum aku ngomong. Bibirku mulai bergetar buat menyatakan perpisahan dan semua nangis. Aku sayang mereka, sungguh.
Setelah pulang mereka sempatkan untuk memelukku. Aku sayang mereka





SEKIAN
wassalamualaikum wr.wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ESSAY SIKAP BELA NEGARA PADA GENERASI MUDA

Essay Kebutuhan Air

Essay Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia di Kalangan Pemuda Indonesia