Ziarah kiai Mahmud
Assalamualaikum wr. Wb
Ketemu lagi di malam minggu, malam yang buat hati para
jomblo meringis, yaeelaaah. Tapi, kami sebagai santri menghidupi malam minggu
dengan marhabaan di masjid yang diisi dengan marawis dan ceramah oleh para
santri(bunyi tepuk tangan). Namun, kali ini kami memiliki malam minggu yang
berbeda. Kami malam minggu di kuburan.
Awalnya aku rada shock juga dengar ziarah malam-malam.
Sebelumnya pernah ada kegiatan ziarah, tapi dilakukan pada sore hari dan aku
pun gak ikut lantaran ada kegiatan di BEC.
Melihat antusias teman-teman yang niat banget mau kesana, aku jadi pengen ikut
dan merasakan sensasinya. Makam yang kami ziarahi adalah eyang mahmud/ kiai
mahmud alasan pemilihan ini dikarenakan beliau termasuk orang-orang sholeh
(kata Rachel).
Untuk menuju ke pemakaman kami difasilitasi angkot dengan membayar Rp10.000/orang. Waktu
tempuh 30 menit. Kondisi jalanan banyak polisi tidur. Kondisi hati Agak dongkol
karena supir dengan santainya tetap
ngebut melawati polisi tidur.
Memasuki kawasan makam, imajinasiku yang sebelumnya seram,
penerangan sedikit, ada bunyi burung hantu, kemudian ketemu hal yang aneh-aneh,
sampe-sampe aku membayangkan ada orang kesurupan semua lenyap. Komplek
pemakaman ini kayak pasar malam, hanya saja gak ada bianglala dak
kawan-kawannya. Ada banyak toko, dari toko buku, gamis, koko, kopiah, sampe
makanan sejenis seblak pun bisa ditemui. Ini serius tempat pemakaman???
Setelah turun dari angkot kami harus berjalanan menelusuri
Lorong sekitar 10 menit. Selama itu juga, aku perhatikan rumah-rumah dikomplek
ini gak ada yang terbuat dari batu semuanya terbuat dari bambu. Ini tradisional
banget, hanya saja aku kepikiran kalo ada angin kencang maka akan banyak
penghuni rumahnya masuk angin. Kan kasian.
Dan tibalah kami ditempat tujuan. Hawa malam yang dingin
terkadang buat aku parno sendiri. Namun, karena ada banyak orang, gak mungkin
aku gentolan dengan temen, jadi yaaa stay cool aj. Area pemakaman ini dijaga oleh beberapa orang.
Tempat pemakamannya juga bersih dan ada beberapa makam yang difasilitasi dengan
atap dan lantai untuk para penziarah agar nyaman berdoa. Dan aku masih rada
ngeri karena makam yang kami singgahi terdapat pohon gede di depannya.
Pukul 21.00 kami pulang, tapi kompleks pemakaman ini malah
tambah bidup. Ada banyak angkot lagi yang berdatangan untuk ziarah. Whaaatttt?
haruskah tengah malam gini ziarahnya. Mungkin itu sudah tradisi mereka atau
apalah, yang penting saatnya pulang untuk aku dan anak-anak santri lainnya. tapi, mereka malah asyik jajan.
Komentar
Posting Komentar