Tahun 2018

-

Assalamualaikum wr.wb

Minggu, 31 desember 2017
Minggu, adalah tanggal merah à tanggal libur à bebas dari rutinitas à happy day (orang normal)
Minggu adalah tanggal merah à jadwal belajar bareng karena mau ujian formatif à kesepakatan jam 9.00 tapi berhubung cucian belum dijemur ngaret jam 10.00 à Iqbal kesal (hahaha)
Ini adalah hari minggu terakhir di tahun 2017, kalo ditanya gimana rasanya?, aku jawab “ B aja”
Malahan Iqbal buat jadwal belajar jam 20.00 “luaarr biasaaa”

Ujian formatif kali ini temanya kalkulus, rada berat materinya kerena ada banyak soal yang bisa ibu yayu keluarkan untuk menguji kami, berhubung kami kamaren masih egois untuk menyelesaikan perangkat masing-masing, sekarang waktunya kami bersama untuk berbagi ilmuuu (so sweet)
Tapiiii, ya namaanya belajar Cuma 2 jam, materi yang dibahas tentunya gak semuanya tersampaikan. Bayangin aja, kalkulus itu dalam materi kulaih dibagi menjadi 3 semester, yaitu kalkulus 1, kalkulus 2, dan kalkulus lanjut. Dan sekarang kami harus menguasai kalkulus hanya dalam waktu 3 hari dengan belajar mandiri dan 2 jam belajar bersama (amazing). jadi, Iqbal berinisiatif untuk lanjut belajar jam 20.00

Setelah belajar dari jam 20.00 - 22.00, kami punya acara lanjutan. Bukan dalam rangka menyambut tahun baru, tapi ini lebih acara keakraban aj di tahun  yang baru (apa bedanya...? silahkan pikir sendiri)

Ada bakar jagung, bakar sosis, bakar bakso, dan membakar masa lalu yang suram untuk diganti dengan target yang cemerlang :D



Rada buram fotonyaaaa. Ini menandakan pak pepep harus mengganti lampu belakang rumahnya dengan watt yang lebih besar lagi
Sekian cerita malam ini

 wassalamualaikum wr.wb

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Essay Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia di Kalangan Pemuda Indonesia

-
Gambar
Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia di Kalangan Pemuda Indonesia  Oleh Indah Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia, bahasa pemersatu berbagai suku. Sejak 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia telah mengikrarkan janji dengan sepenuh hati. Satu di antaranya berbunyi “Kami putra-putri Indonesia mengaku  menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Kini, ikrar itu seakan tiada artinya lagi. Bangsa Indonesia, khususnya  para pemuda justru lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa asal, bahasa Indonesia itu sendiri. Misalnya, ketika ingin meminta maaf, kita lebih sering mendengar orang mengatakan “sorry” daripada  “maaf “. Padahal, kata “sorry” bukanlah termasuk  kosakata bahasa Indonesia, melainkan bahasa Inggris.  Terjadinya hal seperti itu bukan lantaran karena mereka tidak tahu berbicara bahasa Indonesia, tetapi karena terpengaruh dengan budaya barat yang begitu kuat sehingga merasuk masuk ke dalam gaya berbicara  para insan muda, khusus
Baca selengkapnya

ESSAY SIKAP BELA NEGARA PADA GENERASI MUDA

-
Gambar
SIKAP BELA NEGARA PADA GENERASI MUDA  - Ricad Michael Sihombing, S.Pd  Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan Generasi Muda Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya untuk terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah kemerdekaan negara kita dikumandangkan, para Generasi Muda dan tetap ikut serta dalam memajukan negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi negara yang saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi kemajuan Negara.  Bela negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik harta bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan negara kesatuan republik indonesia.  Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air serta kesadraan hidup berbangsa dan bernegara (Kaelan & Achmad Zubaidi, 2007). Adapun wujud bela negara dalam dilakukan melalui Pendidikan K
Baca selengkapnya