Goes To Purwokerto
Pukul 21.30 kami sudah memesan gocar untuk ke stasiun,
dan gojek untuk mbak indes yang masih pengen beli martabak sebagai oleh-oleh.
Stasiun tujuan kami adalah kiaracondong yang letaknya
gak jauh dari UNINUS. Ini merupakan stasiun pertama yang aku datangi, walaupun
malam ternyata ada banyak orang yang antri dan hilir mudik. Kami menaiki kereta
serayu - ekonomi dari bandung ke purwokerto dengan biaya Rp67.000,- (termasuk
murah untuk waktu perjalanan 7 jam).
Sampe di stasiun, kami cetak tiket. Naaah, aku baru
tau ada mesin cetak tiket otomatis kayak gini, pada saat ini pula aku, tiwi,
yesi, gantian mencet kode boking di layar computer (rada ndeso untuk orang yang
baru pegang hal baru, hahaha :D)
Berhubung keretanya akan datang pukul 00.40, kami yang
sudah datang buka lapak di lantai karena kursi tunggu hampir semuanya penuh
Saking lamanya mbak isti sampe tidur, daan nyenyak
sekali
ini posisi masih bertahan
tidur sambil duduk
dan akhirnya tertidur lebih dalam
Dan selama menunggu mbak indes merelakan martabaknya
untuk kami makan, nuhun mbak indes, lop yu pul
Saatnya chek in.
Stasiunnya cantik, ada berbagai macam ruangan khusus
yang tersedia dari ruang kesehatan, ruang menyusui, mushola, wc yang bersih,
sampe alfamart juga ada
Bel pun berdentang (alhamdulilah). Kereta sudah datang
dan siap berangkat.
Menurutku Kondisi kereta ekonomi ini lebih baik
dibandingkan waktu aku pertama kali naik kereta api di Padang, suaranya gak
terlalu bising, bersih, dan tempat bagasinya lumayan luas. Tempat duduk 3-2
bolak-balik.
Selama perjalanan aku tidur walaupun gak terlalu nyaman,
tiwi gak tidur sampe subuh dan zakina benar-benar gak tidur. Ya Allah, tempat
duduknya 90 derajat ini yang buat tidur gak nyaman. Beragam gaya tidur udah
diaplikasikan, namun beberapa temenku tetap gak tidur-tidur juga. Ditambah lagi
dengan sinar lampu yang mentereng, silau banget. Tiwi coba tidur dengan menutup
muka pake hoodi jaketnya, dan gak ngefek. Hingga paginya, ketika orang-orang
mulai turun, bangku satu per satu ditinggal penghuninya barulah kami mulai
berpencar untuk merebahkan badan. Ku akui pinggangku sakit
Pagi tiba, untuk pertama kalinya aku lihat gunung
slamet. Mbak isti selama perjalanan mencoba menjadi tour guide yang baik,
menjelaskan dengan cepat membuat aku terkesima.
Maha besar Allah atas segala penciptaannya
Dan sampe di purwokerto.


















Komentar
Posting Komentar