aksi nyata modul 2.2

-

 by EKA ROMIATI - 

1. peristiwa. 

 Dalam berbagi pengalaman dengan beberapa rekan guru, mereka tampak antusias dalam memperoleh informasi baru mengenai pembelajaran sosial dan emosional. Sebelumnya praktik penerapan PSE telah diterapkan secara tidak langsung di dalam kelas saat proses pembelajaran, hanya saja belum terintegrasi dengan RPP. Pada kesempatan ini saya mencoba untuk memaparkan materi KSE yang harus dimiliki guru dan siswa beserta teknik KSE dengan menggunakan kesadaran penuh (mindfulness)

2. Perasaan
Saat kegiatan tersebut, ada rasa kekhawatiran pada diri saya sehubungan dengan apakah saya mampu untuk memberikan konsep dasar tentang pembelajaran kesadaran sosial dan emosional kepada rekan guru disekolah. namun, saya tetap optimis dalam kegiatan ini dengan harapan guru-guru disekolah saya dapat memahami PSE sehingga dapat diterapkan dalam keseharian.

3. Pembelajaran
hal yang bermanfaat dari proses tersebut adalah dengan kegiatan berbagi maka informasi dengan mudah tersampaikan, tidak hanya untuk diri sendiri saja, namun rekan guru disekolah dapat mengetahui konsep pembelajaran sosial dan emosional. Guru - guru mulai menyadari pentingnya PSE dalam kegiatan pembelajaran sehingga sedikit demi sedikit mulai menerapkannya

4. Pembelajaran
Umpan balik yang saya terima adalah guru-guru mulai mencoba mempraktikkan secara langsung teknik kesadaran penuh untuk mewujudkan KSE pada siswa

5. Penerapan
Hal yang ingin saya perbaiki / tingkatkan agar berdampak lebih luas adalah membagikan pemahaman pembelajaran sosial dan emosional tidak hanya pada guru disekolah saja, namun juga pada siswa sehingga terciptaknya peserta didik yang memiliki kesadaran penuh dalam berperilaku dan manajemen diri dalam pengelolaan emosi dan pikiran

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Essay Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia di Kalangan Pemuda Indonesia

-
Gambar
Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia di Kalangan Pemuda Indonesia  Oleh Indah Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia, bahasa pemersatu berbagai suku. Sejak 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia telah mengikrarkan janji dengan sepenuh hati. Satu di antaranya berbunyi “Kami putra-putri Indonesia mengaku  menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Kini, ikrar itu seakan tiada artinya lagi. Bangsa Indonesia, khususnya  para pemuda justru lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa asal, bahasa Indonesia itu sendiri. Misalnya, ketika ingin meminta maaf, kita lebih sering mendengar orang mengatakan “sorry” daripada  “maaf “. Padahal, kata “sorry” bukanlah termasuk  kosakata bahasa Indonesia, melainkan bahasa Inggris.  Terjadinya hal seperti itu bukan lantaran karena mereka tidak tahu berbicara bahasa Indonesia, tetapi karena terpengaruh dengan budaya barat yang begitu kuat sehingga merasuk masuk ke dalam gaya berbicara  para insan muda, khusus
Baca selengkapnya

ESSAY SIKAP BELA NEGARA PADA GENERASI MUDA

-
Gambar
SIKAP BELA NEGARA PADA GENERASI MUDA  - Ricad Michael Sihombing, S.Pd  Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan Generasi Muda Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya untuk terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah kemerdekaan negara kita dikumandangkan, para Generasi Muda dan tetap ikut serta dalam memajukan negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi negara yang saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi kemajuan Negara.  Bela negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik harta bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan negara kesatuan republik indonesia.  Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air serta kesadraan hidup berbangsa dan bernegara (Kaelan & Achmad Zubaidi, 2007). Adapun wujud bela negara dalam dilakukan melalui Pendidikan K
Baca selengkapnya